Keluhuran Filosofi Adat dan Budaya Jawa dalam Motif Batik Khas Indonesia

Banyak motif batik khas Indonesia yang lahir dengan corak yang cantik dan menawan telah dikenal di Indonesia. Batik-batik cantik dengan motif unik itu berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa, antara lain dari Solo, Jogjakarta, Cirebon, Lasem, Pekalongan, Tegal, dll. Setiap daerah memiliki keunikannya masing-masing. Nah, kali ini kita akan berkenalan dengan sejarah batik Solo, Yogyakarta dan Cirebon ini. 

Ada berbagai motif batik Indonesia, di antaranya batik Parang Barong, batik Kawung, batik Sido Mukti, dan batik Mega Mendung. Jika kamu sering mengunjungi museum batik, maka kamu bisa mengenali makna dan filosofi batik Jawa, sekaligus mengenals ejarah batik yang lahir di Indonesia. 

Inilah 4 Filosofi Adat dan Budaya Jawa dalam Motif Batik Khas Indonesia 

1. Motif Batik Parang Barong

Makna dan filosofi motif Batik Parang Barong sebagai simbol pengendalian diri, kebijaksanaan, dan menjaga perilaku dalam bertindak.

Batik Parang Barong merupakan salah satu motif batik tertua di Indonesia. Motif batik Parang Barong ini diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1645) pada masa keemasan pemerintahannya. Batik motif Parang Barong adalah satu motif yang hanya dipakai oleh raja-raja Mataram, motif batik ini pernah digunakan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VII dalam foto pribadinya.

Motif batik Parang Barong ini memiliki makna pengendalian diri dalam dinamika usaha yang terus menerus, kebijaksanaan dalam gerak, dan kehati-hatian dalam bertindak.

emas logam mulia dengan motif batik parang barong (doc : logammulia.com)

2. Motif Batik Kawung

Motif batik Kawung sebagai simbol bahwa manusia seharusnya selalu ingat kodrat dan dari mana asal usulnya.

Batik Kawung memiliki pola bulatan mirip buah kawung (sejenis buah kolang-kaling atau buah aren) yang ditata secara rapi dan simetris. Pada zaman keemasan Keraton Jawa, para pejabat penting sering memakai motif batik Kawung ini sebagai penggambaran sosok pemuka yang bisa menahan hawa nafsu juga membentengi hati nurani supaya ada harmoni dalam tindak tanduk kesibukan manusia.

Motif Batik Kawung mempunyai filosofi dan harapan supaya manusia terus menerus ingat dari mana asal usulnya.

logam emas mulia motif batik kawung (doc : logammulia.com)

3. Motif Batik Sido Mukti 

Motif batik Sido Mukti sebagai simbol kebahagiaan yang sempurna, kehidupan langgeng dan rejeki yang lancar.

Di awal abad-17, awalnya batik hanya sekadar hobi dari para keluarga raja, selain emas dan permata mereka juga berhias lewat busana. Batik Sido Mukti berasal dari Solo - Jawa Tengah, terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya. Bahan kain batik yang dipergunakan yaitu kain mori, selain itu, untuk pewarnaan memakai bahan-bahan alami dan berasal dari dalam negeri seperti soga Jawa.

emas loga mulia - motif batik sido mukti (doc : logammulia.com)

Nama Sidomukti terdiri dari dua kata yang tergabung menjadi satu, yaitu Sido berarti terus menerus atau berkelanjutan yang menggambarkan suatu proses kontinuitas, sedangkan Mukti berarti kemakmuran. Jadi secara keseluruhan makna batik Sidomukti memiliki arti selalu makmur. Motif batik Sido Mukti ini sering dikenakan pada acara pernikahan adat Jawa.

4. Motif Batik Mega Mendung 

Motif Batik Mega Mendung sebagai simbol kesejukan dan ketenangan hati meskipun dalam situasi serta kondisi apapun.

Motif batik Mega Mendung ini dikenal sejak abad ke-16 di Cirebon, Jawa Barat. Pernikahan Sunan Gunung Jati (1450-1568) dengan Ratu Ong Tien menjadi pintu gerbang masuknya budaya dan tradisi China ke Keraton Cirebon.

Motif Batik Mega Mendung memiliki makna dan filosofi bahwa setiap manusia harus mampu meredam amarahnya dalam situasi dan kondisi apapun, dengan kata lain, hati mana diharapkan bisa tetap tenang meskipun dalam keadaan marah, seperti halnya awan yang dapat menyejukkan suasana disekitarnya.

logam mulia motif batik mega mendung (doc : logammulia.com)

Nah, sudah tahu kan arti filosofi adat dan budaya Jawa dalam motif Batik khas Indonesia? Selamat melestarikan keberagaman budaya Indonesia ya!