[Review Film Netflix] Laskar Pelangi 2: Edensor - Perjuangan Arai dan Ikal Kuliah di Universitas Sorbonne
[Review Film Netflix] Laskar Pelangi 2: Edensor - Perjuangan Arai dan Ikal Kuliah di Universitas Sorbonne
Judul film : Laskar Pelangi 2: Edensor
Pemain film : Lukman Sardi, Abimana, Astrid Roos, Mathias Muchus, Rendy Akhmad, Zulfani
Tayang perdana : 2013
Genre Film : Drama
Durasi Film : 1 jam 23 menit
Distributor : Mizan Production, Falcon Pictures
Produser : Putut Widjanarko, Avesina Soebli
Sutradara : Benni Setiawan
Penulis Skenario : Benni Setiawan
Rating film Edensor : 7/10 🌟
Tonton Film Edensor di aplikasi Netflix
❤️❤️❤️
Sinopsis Film Edensor (2013) :
Melanjutkan kisah novel Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi, film Edensor mengisahkan perjalanan Ikal, bersama sepupunya, Arai, yang berhasil mendapatkan beasiswa kuliah di Universitas Sorbone di Paris.
Petualangan mereka di Eropa, justru dimulai dengan sebuah kesialan. Gara-gara terlambat tiba di asrama transit yang dituju, Ikal dan Arai diusir oleh Van Der Wall, sang induk semang asrama.
Akibat kelalaian itu mereka harus membayar dengan udara dingin di bawah nol derajat. Menembus udara dingin bersalju, tubuh Ikal membeku. Arai berusaha untuk menyelamatkan dengan mengubur Ikal dalam tumpukan humus. Upaya Arai ini menyelamatkan mimpi Ikal.
Ikal dan Arai menjalani hari-hari menimba ilmu di Sorbone. Ikal mengambil master ekonomi dan berkomplot dengan Manooj, Gonjales dan Ninocchka, yang tergabung dalam Pathetic Four. Komplotan yang dibangun karena senasib sebagai rakyat negara berkembang, dan juga sebagai mahasiswa yang tertinggal dalam pelajaran. Walaupun Arai beda jurusan, tapi Arai berteman pula dengan anggota pathetic four ini.
Ikal juga sempat bertengkar dengan Arai. Arai, saudara sepupu Ikal itu berusaha untuk mengingatkan Ikal tentang mimpi kuliah yang tinggi di Paris.
Jika nilai ujian buruk, maka sia-sia saja perjuangan mereka hingga bisa menjejak kaki ke lantai kampus Universitas Sorbonne. Sayangnya, nilai Ikal buruk karena ia justru sibuk pacaran dengan bule Jerman bernama Kathya.
Ikal dan Kathya dalam film Edensor |
Kondisi Ayah dan Umak Ikal di rumah juga cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, PT Timah sudah runtuh sehingga menyisakan kemiskinan bagi para pekerjanya yang terpaksa menganggur.
Bekas galian tambang di Belitung juga tidak bisa digunakan dan ditinggalkan begitu saja. Kondisi tanah tidak bisa untuk menanam tanaman karena tandus.
Belitong yang dulu megah dengan kekayaan tambang, kini hanyalah wilayah yang terbengkalai.
Di antara kegamangan tentang makna hidup dan cinta, Ikal dipusingkan dengan berita tentang Aling yang membuatnya berusaha mengejar kembali impiannya lagi.
Akankah Ikal dan Arai mampu meraih mimpinya di Eropa?
❤️❤️❤️
Review Film Edensor (2013) :
Sejujurnya, saya agak kecewa dengan penggambaran karakter Arai dan Ikal yang jauh dari imajinasi di kepala saya selama ini.
Saya menonton film Edensor di aplikasi Netflix. Kalau film ini tayang perdana tahun 2013, saya justru baru menontonnya di tahun 2023. Wow, cukup lama juga ya. Nah lhoo... kok saya baru sempat menonton filmnya sekarang? Hehe
Anyway, film Edensor ini diadaptasi dari novel berjudul sama yaitu Edensor karya Andrea Hirata. Sayangnya, pergantian sutradara dan penulis skenario membuat sekuel film Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi ini justru terasa hambar. Tidak ada perasaan tergugah dengan perjuangan Arai dan Ikal di Paris.
Adegan-adegan yang menyorot sisi kota Paris terasa cantik, tapi minim emosi. Jadi, rasanya kayak nonton drama percintaan ala sinetron. Apalagi film Edensor ini justru lebih banyak membahas kisah cinta Ikal dengan bule Jerman bernama Kathya.
Ikal dan Arai |
❤️❤️❤️
Kisah Aling yang Ambigu dan Tidak Sesuai Isi Novel Edensor
Beberapa adegan ikonik juga hilang dari film Edensor, seperti pencarian Aling melalui proses backpacker, tidak ada gambaran desa Edensor, kedekatan Pak Cik Weh dan Ikal yang terburu-buru, dan juga pengaruh Anggun C Sasmi terhadap perjuangan Ikal dan Arai yang tidak masuk dalam inti cerita filmnya.
Well, saya harus bilang bahwa agak disayangkan film Edensor ini justru hanya mengambil separuh alur cerita di novel, dan tidak memadatkan inti ceritanya.
Hmm... Padahal saya nungguin lho petualangan Ikal dan Arai keliling dunia buat nyari Aling. Tapi, tahu-tahu kok mereka malah dapat surat dari Aling dan berusaha menemukan Aling di stasiun kereta api. Wow, ini adegannya bikin ambigu. Haha
Saya sampe berusaha mengingat-ingat detail cerita novel Edensor. Soalnya udah lama juga bacanya.
Saya baru inget kalo emang Ikal dan Arai itu nggak ketemu Aling di Paris. Tapi di tempat lain, entah saya lupa di mana. Tapi benar-benar jauh dari jangkauan. Berasa kayak di ujung dunia.
Nah, di film Edensor ini kok malah Aling dikisahkan ada di tempat yang sama, hanya beda 1 blok dari tempat tinggal Arai dan Ikal. Wew 😅
❤️❤️❤️
Perjuangan Arai dan Ikal Kuliah di Universitas Sorbonne
Konsep film Edensor yang mengusung tema perjuangan akan mimpi kuliah di Paris itu tergambar melalui adegan Ikal dan Lintang yang berjanji untuk saling mendoakan dan mendukung satu sama lain.
Saat Ikal dan Lintang bertemu di tepi pantai, Lintang bilang ayahnya sudah meninggal. Jadi, ia tak akan meneruskan mimpi kuliah yang tinggi karena harus mencari uang untuk biaya hidup adiknya.
Lintang menitipkan mimpinya pada Ikal. Jika ikal berhasil mencapainya, maka itu juga berarti mimpi Lintang juga terwujud.
Film Edensor ini juga menyoroti sisi lain kemiskinan struktural yang terlihat dari karakter Arai dan Ikal yang sangat berusaha mengejar mimpinya kuliah di Paris.
Biaya hidup di Paris yang tinggi membuat mereka harus banting tulang untuk mencari uang tambahan dari kerja serabutan.
Arai dan Ikal juga bekerja di sebuah restoran milik orang Indonesia. Di sana mereka bertemu dengan seorang lelaki yang dulunya orang politik, namun sudah 40 tahun tak pernah kembali ke Indonesia karena masalah kekuasaan dan politik.
❤️❤️❤️
Masyarakat Belitong Yang Terdampak Kemiskinan Akibat Perusahaan Timah Bangkrut
Film Edensor ini juga berusaha menggambarkan bagaimana jika orang-orang seperti Ayah dan Umak yang terdampak dari situasi rumit akibat politik dan penutupan perusahaan timah.
Well... inilah yang membuat orang-orang di Belitong sulit mendapatkan kesejahteraan karena tidak ada perubahan yang berarti dalam masyarakat, meskipun pejabatnya sudah berganti sekian tahun lamanya.
Masyarakat Belitong masih berada di bawah garis kemiskinan, sehingga tidak mendapatkan akses untuk pekerjaan yang layak.
Sumber daya alam Belitong yang dikeruk habis-habisan juga membuat mereka tidak berdaya, karena kini bekas galian pertambangan itu hanya menjadi tempat yang terbengkalai dan tidak bisa digunakan.
Kebanyakan penduduk Belitong seperti Lintang hidup dari hasil menangkap ikan di laut untuk dijual lagi dan dijadikan lauk sehari-hari.
Dalam film Edensor ini juga tidak ditampilkan masalah yang dihadapi Pak Cik Weh secara jelas. Saya sampai berkali-kali berusaha memusatkan perhatian saya pada suasana kapal laut dan orang sekitar, ketika Ikal dan ayahnya menangis. Tapi saya nggak paham apa yang terjadi.
Nah, saat ada adegan kedua di scene berbeda, saya baru paham bahwa Pak Cik Weh bunuh diri dengan menggantung tubuhnya di tiang kapal.
Sungguh tragis dan ironi. Tapi, ya mau bagaimana lagi? Begitulah hidup yang berat dijalani masyarakat Belitong seperti Pak Cik Weh. 🥺
❤️❤️❤️
Kualitas Akting Mathias Muchus, Abimana dan Lukman Sardi sebagai Aktor Pemeran Film Edensor
Menurut saya, akting Lukman Sardi yang kaku saat jatuh cinta dengan Kathya tergambar jelas. Selain itu, pertengkaran Ikal dan Arai juga terbilang sengit. Aktingnya paslah ya. Hehe
Yang saya suka tentu saja akting pemain lama film sebelumnya yaitu Mathias Muchus sebagai ayah Ikal, juga Arai, Ikal dan Lintang versi remaja juga bagus. Akting Mathias Muchus membuat saya ikut terharu dengan perjuangan orang-orang Belitong yang terdampak PHK.
Sisi humoris juga ditampilkan lewat adegan bercanda antara Adam Smith, Roma Irama dan Ikal. Dan bahasan tentang Simpai Keramat yang diucapkan Arai juga mengingatkan saya tentang kisah di novel sebelumnya.
Arai dan Ikal tumbuh untuk saling melindungi dan menjaga satu sama lain. Yang tentu saja hal ini membuat Ikal merasa terbebani, karena Arai selalu berusaha agar Ikal selalu mencapai puncak tertinggi dari mimpi-mimpinya.
Ending film Edensor juga terkesan menggantung dan tidak klimaks. Tapi, film ini tetap layak ditonton karena akting yang ditampilkan oleh Mathias Muchus, Lukman Sardi dan Abimana Aryasatya.
Penonton film Edensor juga disuguhkan berbagai adegan yang menunjukkan perpaduan antara adegan masa lalu dan masa kini saat Ikal mengingat petuah ayah Ikal, juga mampu ‘menyelamatkan’ film Edensor ini dari alur yang ‘begitu-begitu’ saja.
Yang disayangkan tentu saja bagian desa Edensor yang tidak ditampilkan di film dan hanya dalam bentuk narasi. Padahal inti cerita novel Edensor kan petualangan backpackernya ke desa Edensor itu. Hehe.
Oh iya, ada juga penggunaan kata Boi untuk menggambarkan bahwa dua tokohnya memang orang Belitong. Tapi penggunaan bahasa melayu dengan cengkok aslinya masih terasa kurang.
Well... Yaa, semoga aja ada sekuel filmnya ya, meski kayaknya nggak mungkin ada. Huhu. Soalnya, film ini udah 10 tahun juga. Dan nggak ada kabar novel Maryamah Karpov bakalan dijadiin film. Mungkin ini film Edensor memang versi low budget. Hehe 😅
Nah, selamat menonton film Edensor di aplikasi Netflix ya! 🥰
Kalau menurutmu gimana? Share di komentar ya! 😍
Komentar
Posting Komentar
Silahkan berkomentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. Salam kenal. ^_^